Friday, 10 July 2020

kh ahmad jaljuli

WAWANCAR DENGAN USTADZ AHMAD JAZULI PIMPINAN YAYASAN PONDOK PESANTREN YATIM AL-HANIF CIPUTAT.







 Narasumber Pewawancara : Ustadz Ahmad Jazuli (da i) : Gin Gin Ginanjar (peneliti) 




1. T : Apakah bisa diceritakan tentang riwayat hidup ustadz? 



J : Saya lahir di Depok pada tanggal 12 oktober 1979, berasal dari keluarga elite (ekonomi sulit) dan rumah yang sangat mewah (mepet sawah). Saya lahir bukan dari keluarga kyai atau ustadz, bapak saya bernama Hasan seorang tengkulak dan ibu saya yang bernama sofiah tukang kuli nyuci pakaian ketika ada tetangga yang membutuhkan tenaga ibu saya. Kedua orang tua saya buta huruf tetapi Alhamdulillah mereka bisa membaca Al-Quran. Walaupun saya bukan dari keluarga yang bernotaben nya kiyai atau pedantren dan berasal dari keluarga yang sederhana, tapi alhamdulliah ke tiga kakak saya pun sekarang menjadi ustdaz. Mungkin ini hikmah yang diberikan oleh Allah SWT. Semasa di bangku perkuliahan saya kerap sering di suruh oleh dosen saya untuk menjadi asisten dosen-dosen. Saya sering memberikan mata kuliah di kelas terhadap temen-teman satu kelas ketika dosen saya tidak bisa mengajar. Pada 2005 saya memutuskan untuk menikahi gadis yang bernama Meilan Nuryatin, alasan saya untuk menikahi nya tak terlepas karena kecintaan saya terhadap dakwah itu sendiri, biar lebih srek aja. 


2. T : ustadz bisa ceritakan riwayat pendidikan ustadz? 



J : Semasa saya kecil, saya bersekolah di MI (Madrasah Ibditaiyah) Depok Miftahul Falah, sekolah ini setingkat dengan sekolah dasar (SD), setelah lulus selama enam tahun di MI, saya lalu melanjutkan sekolah di MTS Al-Islamiyah Al-Marjukiyah (Yasma), kemudian setelah lulus di MTS saya melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah Al-Karamiyah, Sawangan. Setelah lulus dari madrasah Aliyah, saya berlanjut ke perguruan tinggi Laa Roiba, Bogor.

 3. P : Bisa diceritakan bagaimana awal mula ustadz berdakwah?

 J : Sebenernya saya suka berdakwah itu dari saya semenjak kecil, seperti yang tadi saya ceritakan walaupun saya bukan berasal dari keluarga pendakwah atau ustadz, tapi Alhamdulillah saya bersama ketiga kakak saya sangat mencintai dakwah. Ketika masih duduk di bangku madrasah tsanawiyah, saya sering sekali disuruh berdakwah di depan kelas maupun berdakwah di mushola sekolah, ini menjadi salah satu pembelajaran awal mula saya untuk berdakwah.




No comments:

Post a Comment

bani ridwan bin daim

 arif hartawan bin ridwan bin daim bin caryan