Orang yang terlalu banyak melakukan olahraga akan mengalami tanda-tanda:
- Kelelahan kronis
- Peningkatan cedera
- Mudah murung dan tersinggung
- Sakit kepala
- Gangguan dalam hal cita rasa
- Insomnia
- Flu yang tak kunjung sembuh
- Sakit pada otot dan sendi
- Anemia
- Depresi
- Penurunan kinerja.
Jika terdapat minimal dua gejala diatas, maka kondisi tersebut sudah harus diwaspadai.
Untuk mengatasi kondisi tersebut, ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh seseorang untuk memulihkan kondisinya yaitu:
1. Langkah pertama adalah pencegahan
Jika salah satu gejala sudah muncul, maka segera ubah program latihan atau olahraganya sehingga tidak membuat kondisi bertambah buruk.
2. Saatnya untuk istirahat
Pengobatan yang paling baik untuk overtraining adalah istirahat dan pemulihan, misalnya dengan mendapatkan jumlah waktu tidur yang cukup, mengurangi frekuensi dan intensitas olahraga misalnya menjadi dua kali dalam seminggu.
3. Memberikan bahan bakar yang berkualitas untuk tubuh
Komposisi makanan dan waktu konsumsinya menjadi hal yang sangat penting untuk mencegah serta pemulihan dari overtraining. Usahakan untuk mengonsumsi protein dan karbohidrat, serta makan dua jam sebelum berolahraga dan segera setelah selesai olahraga. Karena penelitian telah menunjukkan bahwa tubuh akan paling responsif terhadap penyimpanan energi dalam 30 menit pertama setelah olahraga dan respons paling rendah adalah 10 jam setelahnya.
4. Jaga tubuh agar tetap hidrasi
Tubuh akan berfungsi secara optimal ketika berada dalam kondisi terhidrasi dengan baik, karena itu usahakan untuk tetap mengonsumsi air sebelum, selama dan setelah berolahraga. Jika cuaca panas, maka dibutuhkan jumlah cairan yang lebih banyak.
5. Memiliki kehidupan lain selain ke pusat kebugaran
Meskipun seseorang berlatih dengan keras di pusat kebugaran, tapi ketika latihan sudah selesai bisa kembali fokus pada hal-hal lain seperti melakukan hobi yang dapat menyenangkan diri sendiri atau beristirahat.
Mencegah overtraining Apa yang bisa dilakukan untuk mencegah olahraga berlebihan? Ada banyak hal yang bisa dilakukan. Menurut Cosgrove, hal itu dimulai dengan memberlakukan program latihan yang menyertakan hari pemulihan. "Setiap orang harus memiliki setidaknya satu hari bebas dari olahraga, namun beberapa orang lainnya mungkin tetap butuh jalan kaki ringan pada hari tersebut," katanya. Jika jadwal memaksa kita untuk berlatih mti-matian, Cosgrove menyarankan agar latihan tidak dilakukan lebih dari dua kali dalam dua hari berturut-turut. Selain itu, setiap empat hingga enam minggu olahraga, disarankan untuk memiliki fase pemuatan kembali (de-loading phase). Pada fase ini, kita bisa mengangkat beban yang lebih ringan dari biasanya, misalnya setengah lebih ringan. Atau, bisa juga dengan memperlambat kecepatan. Fase ini penting untuk mengaktivasi minggu pemulihan setelah latihan dalam waktu panjang.
Di luar struktur latihan, penting untuk memikirkan waktu pemulihan di sela waktu-waktu olahraga yang berat. Artinya, lakukan kebiasaan seperti peregangan, makan makanan tinggi protein untuk membangun jaringan otot, hingga meditasi untuk menghindari stres. "Jika kamu sering kurang tidur atau punya stres tertentu, kamu harus lebih fokus pada masa pemulihan untuk menurunkan level kortisol," kata Cosgrove. Baca juga: Masyarakat Bisa Joging Lagi di GBK, Kini Lebih Luas Jika kamu menyadari telah kelebihan berolahraga, ambillah beberapa hari istirahat untuk mendapatkan tidur berkualitas dan mengisi bahan bakar tubuh. Kemudian evaluasi kembali rutinitas kebugaran dan tambahkan waktu pemulihan. "Jika kamu melakukan apa yang kamu lakukan sebelumnya, kamu akan cenderung mendapatkan hasil yang sana. Semakin banyak masa pemulihan, maka semakin berat kita bisa mendorong diri kita ke sesi-sesi olahraga berat," katanya.
No comments:
Post a Comment