Friday, 29 November 2019

daun buat darah

aman sekarang penyakit yang paling banyak diderita masyarakat salah satunya adalah Hipertensi ( Tekanan Darah tinggi ) Untuk itu marilah kita berbagi pengetahuan ringan tapi sangat bermanfaat sebagai alternatif pengobatan Hipertensi. Karena ini adalah cara tradisional yang biasa di pakai dalam keluarga dan lingkungan kami maka takada salahnya kita berbagi .
1.Daun Alpukat
Untuk Pengobatan Tekanan darah tinggi kita bisa memanfaatkan  daun alpukatsebagai salah satu alternatifnya. Caranya Ambil 3-5 Helai daun alpukat lalu cuci bersih dengan air mengalir. Setelah itu Seduh dengan air panas satu gelas. Lalu minum setelah dingin. Selain diseduh juga bisa di rebus.  Ambil 3-5 Helai daun alpukat lalu cuci bersih dan rebus dengan 2 gelas air. Didihkan sampai air tersisa 1 gelas, minum air rebusan secara rutin sehari sekali sampai tekanan darah menjadi normal.
2.Daun Salam
Seperti kita ketahui selain bermanfaat sebagai bumbu masak, daun salam juga bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Caranya mudah saja, ambil satu genggam daun salam segar ( kurang lebih 10-15 lembar ). Rebuslah dalam 2 gelas air dan sisakan sampai menjadi 1 gelas saja. Minum air rebusan tersebut tiap pagi dan sore sampai tekanan darah normal kembali.
3.Daun Seledri
Selain sebagai pelengkap sayuran ternyata daun seledri mempunyai khasiat untuk menurunkan Tekanan darah tinggi. Ambil beberapa tangkai ( 2-4 tangkai ) seledri dan cuci bersih. Cukup dimakan mentah seperti salad atau bisa juga di Jus. Akan tetapi tidak boleh setiap hari . Cukup tiga hari sekali dan berhenti ketika tekanan darah normal kembali
4.Daun Kemangi
Setiap orang pasti mengenali daun yang satu ini. Selain bau nya yang harum dan segar seringkali di pakai sebagai lalapan. Khusus untuk menurunkan tekanan darah tinggi , kita cukup mengambil satu genggam pucuk daun kemangi segar dan menyeduhnya dengan air panas selama 15 menit seperti kita membuat teh. Air seduhan langsung kita minum dan lakukan hanya pada ketika tekanan darah kita tinggi saja.
Itu lah beberapa resep penurun Tekanan darah tinggi yang biasa dipraktekkan dalam lingkungan kami.  Daun tanaman yang mudah kita temukan dalam lingkungan kita dan sebagai obat tradisional alternatif.

daun salam

Jika Anda mengonsumsinya secara rutin, maka bisa mendapatkan sembilan manfaat ini. Apa saja?
Mengobati batu ginjal
Ini adalah salah satu manfaat besar minum air rebusan daun salam.
Jika Anda menderita batu ginjal, maka cobalah minum rebusan daun salam. Namun, sebelumnya, konsultasikan dengan dokter lebih dulu sebelum mencobanya.
Mengobati asam urat
Minum rebusan daun salam dua kali sehari dapat mengurangi kadar asam urat dan masalah yang berkaitan dengan asam urat.
Mengobati darah tinggi
Air rebusan daun salam dapat mengurangi tekanan darah dan meningkatkan sirkulasi. Bahkan, kadar kolesterol jahat dalam tubuh juga akan menurun.
Baik untuk penderita diabetes
Air rebusan daun salam dapat mengontrol kadar gula darah dan kolesterol.
Antioksidan di dalamnya juga dapat membantu tubuh dalam proses memproduksi insulin.
Meningkatkan kinerja jantung
Air rebusan daun salam dapat mencegah stroke dan juga meningkatkan kinerja jantung.
Hal ini karena daun salam mengandung fitonutrient, asam caffeic, serta salicyclate.

Thursday, 28 November 2019

manfat daun salam

Kandungan Daun Salam

Mengapa Daun Salam dapat mengobati Hipertensi atau tekanan darah tinggi, hal ini disebakan karena Daun Salam mengandung minyak asiri (sitral, eugenol), tanin dan flavonoida, yang sangat bermanfaat untuk mengobati Darah Tinggi, selain itu daun salam juga dapat digunakan untuk mengobati kencing manis, asam urat, mengatasi diare, gatal-gatal dan menurunkan kadar kolesterol. Bagian tanaman yang digunakan selain daun juga batang, akar dan buahnya juga dapat digunakan untuk pengobatan.

Cara Pengobatannya

1. ambil Daun salam segar sebanyak 10 lembar.
2.Daun salam dicuci, lalu direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas.
Setelah dingin, air disaring lalu diminum sekaligus pada malam hari.Lakukan ini setiap hari.

Hasiatnya Untuk Pengobatan;

* Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)
* Kolesterol tinggi
* Kencing manis (Diabetes mellitus)
* Radang lambung/maag (gastritis)
* Diare



Cara Pengobatan:

1. Obat Hitertensi / Menurunkan tekanan darah tinggi :
Cara ke 1:
Cuci 7-10 lembar daun salam sampai bersih, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.
Cara ke 2:
a. Siapkan 7 sampai 10 lembar daun salam kemudian di cuci sampai bersih.
b. Rebus daun salam denfgan air 3 gelas
c. Proses perebusan di hentikan ketika air kira-kira tersisa 1 gelas saja
d. Setelah air dingin lalu saring
e. Minumlah air tersebut 2 x sehari pagi dan petang, masing-masing setengah gelas.
2. Menurunkan kadar kolesterol darah yang tinggi :
Cara 1 :
Cuci 10-15g daun salam segar sampai bersih, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus di malam hari. Lakukan pengobatan ini setiap hari.
Cara 2 :
7 lembar daun salam segar + 30 g daun ceremai segar direbus dengan aor 600CC hingga tersisa 300CC. Saring dan minum selagi hangat, pagi dan sore masing2 150CC
3. Obat Asam urat :
Ambil 10 lembar daun salam segar, rebus dengan 4 gelas air hingga bersisa 2 gelas. Kemudian saring. Minum selagi hangat.
4. Obat gatal-gatal
Cara 1:
pemakaian Untuk obat yang diminum, minum rebusan 7-20 lembar daun segar atau daun yang telah dikeringkan.
Cara 2:
Untuk pemakaian luar, giling daun, kulit batang atau akar sampai halus, lalu bubuhkan ke tempat yang sakit, seperti kudis dan gatal-gatal.
5. Obat Diare :
Cuci 15 lembar daun salam segar samapi bersih. Tambahkan 2 gelas air, lalu rebus sampai mendidih (Selama 15 menit). Selanjutnya masukkan sedikit garam. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus
6. Obat Kencing manis / Diabetes Mellitus :
Cuci 7-15 lembar daun salam segar, lau rebus dalam 3 gelas air samapai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus sebelum makan. Lakukan sehari 2 kali.
7. Obat radang lambung :
30g salam segar + 30g daun sambiloto kering direbus dgn 600cc air hingga tersisa 300cc air, saring, tambahkan gula batu, minum selagi hangat masing2 150cc, minum pagi dan sore.
8. Obat Sakit maag :
Daun salam segar sebanyak 15-20 lembar dicuci bersih. Rebus dengan 1/2 liter air sampai mendidih selama 15 menit. Tambahkan gula enau secukupnya. Setelah dingin, minum airnya sebagai teh. Lakukan setiap hari sampai rasa perih dan penuh dilambung hilang.
9. Obat Mabuk alkohol :
Cuci 1 genggam buah salam masak sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Peras dan saring, lalu air yang terkumpul diminum sekaligus
Efek farmakologis dan hasil pemakaian
1. Kromatografi gas menunjukkan minyak asiri dan salam mengandung 28 gas komponen, salah satunya eugenol. Dengan kromatografi lapis tipis disimpulkan bahwa minyak asiri daun salam terdiri dari seskuiterpen lakton yang mengandung fenol. Konsentrasi terkecil minyak asiri yang mampu menghambat pertumbuhan E.**** adalah 40%, sedangkan terhadap S.aureus sekitar 5% (Retno Sadewi,FF UGM, 1992)
2. Uji mikrobiologi dengan menggunakan metode cakram menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun salam dapat, menghambat pertumbuhan bakteri E.****, Vibrio cholera, Salmonella sp. tetapi Enterobacter sp. bersifat resisten. (Beni Wraman, JF FMIPA UNAND)
3. Ekstrak air daun salam memiliki efek hipoglikemik (menurunkan kadar gula darah). Pada tikus penderita diabetes mellitus yang tidak tergantung pada insulin (DMTTI), sedangkan pada tikus penderita diabetes mellitus yang tergantung pada insulin tidak nampak efek hipoglikem

amoorea

amoorea


Kandungan Daun Salam

Mengapa Daun Salam dapat mengobati Hipertensi atau tekanan darah tinggi, hal ini disebakan karena Daun Salam mengandung minyak asiri (sitral, eugenol), tanin dan flavonoida, yang sangat bermanfaat untuk mengobati Darah Tinggi, selain itu daun salam juga dapat digunakan untuk mengobati kencing manis, asam urat, mengatasi diare, gatal-gatal dan menurunkan kadar kolesterol. Bagian tanaman yang digunakan selain daun juga batang, akar dan buahnya juga dapat digunakan untuk pengobatan.

Cara Pengobatannya

1. ambil Daun salam segar sebanyak 10 lembar.
2.Daun salam dicuci, lalu direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas.
Setelah dingin, air disaring lalu diminum sekaligus pada malam hari.Lakukan ini setiap hari.

Hasiatnya Untuk Pengobatan;

* Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)
* Kolesterol tinggi
* Kencing manis (Diabetes mellitus)
* Radang lambung/maag (gastritis)
* Diare

Cara Pengobatan:

1. Obat Hitertensi / Menurunkan tekanan darah tinggi :
Cara ke 1:
Cuci 7-10 lembar daun salam sampai bersih, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.
Cara ke 2:
a. Siapkan 7 sampai 10 lembar daun salam kemudian di cuci sampai bersih.
b. Rebus daun salam denfgan air 3 gelas
c. Proses perebusan di hentikan ketika air kira-kira tersisa 1 gelas saja
d. Setelah air dingin lalu saring
e. Minumlah air tersebut 2 x sehari pagi dan petang, masing-masing setengah gelas.
2. Menurunkan kadar kolesterol darah yang tinggi :
Cara 1 :
Cuci 10-15g daun salam segar sampai bersih, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus di malam hari. Lakukan pengobatan ini setiap hari.
Cara 2 :
7 lembar daun salam segar + 30 g daun ceremai segar direbus dengan aor 600CC hingga tersisa 300CC. Saring dan minum selagi hangat, pagi dan sore masing2 150CC
3. Obat Asam urat :
Ambil 10 lembar daun salam segar, rebus dengan 4 gelas air hingga bersisa 2 gelas. Kemudian saring. Minum selagi hangat.
4. Obat gatal-gatal
Cara 1:
pemakaian Untuk obat yang diminum, minum rebusan 7-20 lembar daun segar atau daun yang telah dikeringkan.
Cara 2:
Untuk pemakaian luar, giling daun, kulit batang atau akar sampai halus, lalu bubuhkan ke tempat yang sakit, seperti kudis dan gatal-gatal.
5. Obat Diare :
Cuci 15 lembar daun salam segar samapi bersih. Tambahkan 2 gelas air, lalu rebus sampai mendidih (Selama 15 menit). Selanjutnya masukkan sedikit garam. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus
6. Obat Kencing manis / Diabetes Mellitus :
Cuci 7-15 lembar daun salam segar, lau rebus dalam 3 gelas air samapai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus sebelum makan. Lakukan sehari 2 kali.
7. Obat radang lambung :
30g salam segar + 30g daun sambiloto kering direbus dgn 600cc air hingga tersisa 300cc air, saring, tambahkan gula batu, minum selagi hangat masing2 150cc, minum pagi dan sore.
8. Obat Sakit maag :
Daun salam segar sebanyak 15-20 lembar dicuci bersih. Rebus dengan 1/2 liter air sampai mendidih selama 15 menit. Tambahkan gula enau secukupnya. Setelah dingin, minum airnya sebagai teh. Lakukan setiap hari sampai rasa perih dan penuh dilambung hilang.
9. Obat Mabuk alkohol :
Cuci 1 genggam buah salam masak sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Peras dan saring, lalu air yang terkumpul diminum sekaligus


Efek farmakologis dan hasil pemakaian
1. Kromatografi gas menunjukkan minyak asiri dan salam mengandung 28 gas komponen, salah satunya eugenol. Dengan kromatografi lapis tipis disimpulkan bahwa minyak asiri daun salam terdiri dari seskuiterpen lakton yang mengandung fenol. Konsentrasi terkecil minyak asiri yang mampu menghambat pertumbuhan E.**** adalah 40%, sedangkan terhadap S.aureus sekitar 5% (Retno Sadewi,FF UGM, 1992)
2. Uji mikrobiologi dengan menggunakan metode cakram menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun salam dapat, menghambat pertumbuhan bakteri E.****, Vibrio cholera, Salmonella sp. tetapi Enterobacter sp. bersifat resisten. (Beni Wraman, JF FMIPA UNAND)
3. Ekstrak air daun salam memiliki efek hipoglikemik (menurunkan kadar gula darah). Pada tikus penderita diabetes mellitus yang tidak tergantung pada insulin (DMTTI), sedangkan pada tikus penderita diabetes mellitus yang tergantung pada insulin tidak nampak efek hipoglikem


Read more https://aslibumiayu.net/11286-daun-salam-daun-ajaib-penghalau-hipertensi-diabetes-asam-urat-dan-hiperkolesterol.html

Tuesday, 26 November 2019

sejarah panglipur

I.    ABAH ALEH

Sebagaimana dimaklumi, bahwa Garut merupakan daerah pesantren namun juga memiliki banyak tokoh beladiri dari berbagai aliran khususnya Jawa Barat. Dengan hal ini kiranya Himpunan Pencak Silat (HPS) Panglipur—suatu perguruan yang telah berdiri sejak tahun 1909 dengan Abah Aleh sebagai pendirinya, dan saat ini dilanjutkan oleh putri beliau, Hj. Enni Rukmini Sekarningrat—mulai dari tahun 1986 mulai membuka diri sebagai suatu perguruan yang mengembangkan serta mempromosikan keilmuannya hingga ke mancanegara dan berusaha mengkreasikan suatu bentuk seni beladiri yang tetap menjaga tradisi dan asalinya, namun juga tidak menutup diri terhadap pemahaman ke depan. Bidang garapannya tidak hanya dalam segi fisik saja melalui pelatihan dan diskusi/seminar beladiri namun juga pada bidang pendokumentasian secara tulisan dan audiovisual, serta penelusuran kesejarahan serta falsafah kesundaannya sebagai jati diri dan referensinya.


Pencak Silat Panglipur didirikan oleh Abah Aleh pada tahun 1909 di Gg. Durman dekat Pasar Baru Bandung, Beliau adalah keturunan Banten yang lahir di Garut pada tahun 1856 dan wafat di Garut tahun 1980.
Pemberian nama Panglipur diberikan oleh Bupati Bandung yang bernama  Wiranatakusumah. Alkisah manakala disaat menderita sakit Bupati Wiranatakusumah ingin dihibur oleh kesenian silat yang dipimpin oleh Abah Aleh dan tembang Cianjuran yang dipimpin Bapak Hamim.  Konon kisah tersebut berlanjut dan Beliau sembuh dari sakitnya, sehingga Beliau berkenan menganugrahkan penghargaan dengan memberikan nama kepada pencak silat Abah Aleh yaitu Panglipur Galih (Pelipur Hati) dan kepada grup tembang Cianjuran Bapak Hamim diberikan nama Panglipur (Penghibur). Namun setelah kedua tokoh tersebut berembug maka mereka setuju untuk tukar nama, sehingga Pencak Silat Abah Aleh diberi nama “Panglipur”
Abah Aleh sangat piawai dan mumpuni dalam ilmu silatnya, sehingga Beliau mampu memadukan gaya berbagai aliran yang di dapatnya dari berbagai tokoh silat terkemuka yang merupakan guru dari Beliau. Para Beliau diantaranya Raden Agus yang mengajarkan aliran Cimande Kampung Baru, Haji Bajuri yang mengajarkan Tepak Dua Cimande dan Sipecut, Gan UU mengajarkan rangkaian Jalan Cikalong, Rd. Enggah Ahmad mengajarkan rangkaian gerak Jalan Muka, Rd. Kosasih mengajarkan Ulin Sabandar, Jurus Si Pitung dan lima rangkaian Jurus Alip Bandul, Rd. Husen Nataningrat mengajarkan permainan Bojong Herang, serta banyak lagi tokoh silat lainnya yang membimbing Beliau dalam menuntut ilmu silat.
Pada tahun 1945 Abah Aleh pindah ke  Garut, tepatnya Kp. Sumursari Desa Sukasono Kec. Sukawening Kab. Garut.  Dan pada tahun 1974  Abah Aleh menunjuk kepada putri keempatnya Rd. Enny Rukmini Sekarningrat sebagai Pimpinan penerus HPS Panglipur, serta kepada murid seniornya untuk meneruskan perjuangannya dalam mengurus dan mengembangkan Himpunan Pencak Silat Panglipur.

II.    Hj. R. ENNY RUKMINI SEKARNINGRAT
Menjadi seorang guru dan pemimpin pencak silat dapat dikatakan cukup berat, di samping harus menguasai jurus-jurus dan teknik-teknik seni beladiri pencak silat yang mantap, fisik yang prima, serta mental yang kuat tentunya juga dituntut harus memahami falsafah seni beladiri pencak silat secara mendalam, seperti yang pernah dialami Rd. Enny Rukmini Sekarningrat, pakar pencak silat dan pejuang wanita empat zaman, puteri Abah Aleh (1856-1980) pendiri Panglipur. Abah Aleh adalah seorang maestro seni beladiri pencak silat yang mampu menggabungkan aliran-aliran pencak silat menjadi jurus Panglipur yang indah, luwes, efektif, dan praktis untuk membela diri. Ketika "Duel" menemui Rd. Enny Rukmini Sekarningrat, sepertinya ia tak nampak ekspresi seorang tua, pada umumnya. Ia masih lantang berbicara, ringan bergerak, jalan dan melompat. Saat dilakukan pemotretan, ia masih bisa dengan mudah memperagakan sembilan jurus pokok Panglipur, lengkap dengan aplikasinya, ternyata tenaganya masih kuat mendorong dan melemparkan lawannya dengan cepat, kuat dan bertenaga, seperti mengadung ilmu tenaga dalam.


Nama Rd. Enny Rukmini Sekarningrat cukup terkenal dikalangan masyarakat luas terutama bagi mereka yang mencintai seni beladiri pencak silat. Bahkan namanyapun telah tercatat di PB IPSI sebagai Dewan Pakar Pencak Silat Nasional, sehingga tidaklah mengherankan apabila namanya sudah terkenal sampai ke tingkat Internasional. Memang kalau kita belum mengenalnya sekilas terlihat galak apalagi didukung oleh sorot matanya yang tajam, membuat orang yang melihatnya menjadi segan. Namun semua itu tidak benar, buktinya bila kita sudah terlibat perbincangan dengannya ternyata ia seorang yang ramah, baik, sopan, dan rendah hati.

Panggilannya pendek saja, boleh dipanggil "Ibu" atau "Ibu Enny", tapi umumnya para pesilat di lingkungan Himpunan Pencak Silat Panglipur memanggilnya "mamih". Maklum sebutan terakhir ini merupakan kebiasaan pesilat Panglipur yang sudah dekat dengannya. Pernah ada yang menanyakan, "Apakah betul Ibu ada keturunan Belanda? Saya jawab, tidak, dan memang sebenarnya saya bukan keturunan orang Belanda," tuturnya. Bahkan pertanyaannya tidak cukup sampai di situ saja, kadang-kadang mereka suka meneruskan dengan pertanyaan lain, "Ah masa, buktinya raut muka Ibu mirip Indo? Mendengar pertanyaan seperti itu saya hanya tersenyum, mungkin karena saya cukup lama bersama-sama dengan orang Belanda, ketika masih sekolah di Zending School. Tidak heran apabila saya terpengaruh oleh kebiasaan orang Belanda, dan kebetulan kulit saya putih, sehingga orang menyangka bahwa saya mirip orang bule. Padahal saya tidak ada keturunan Indo, ayah saya Abah Aleh keturunan Banten dan Ibu saya Ma Uki asli orang Garut."

Masa Perjuangan
   Sejak kecil ia sudah menyenangi kesenian daerah dan bahkan pernah belajar tari sunda, termasuk belajar pencak silat hanya tidak sungguh-sungguh dan tidak mendalaminya, cukup asal bisa saja. Setelah menginjak remaja malah senang belajar dansa yaitu sejenis tarian yang suka diperagakan oleh remaja-remaja dari Barat (orang asing). Walaupun demikian, ayahnya tidak melarang mempelajari dansa, apalagi sampai mempunyai murid mahasiswa, karena kebetulan waktu itu banyak mahasiswa-mahasiswa yang mengontrak (indekos) di rumah, sehingga kesenangan pada dansa semakin kuat.


Puteri pasangan Abah Aleh (pendiri Panglipur) dan Ma Uki, yang dilahirkan di Gg. Durman Bandung pada tanggal 17 Agustus 1915 ini, dalam usia 12 tahun sudah menikah. Mungkin Abah Aleh merasa khawatir mengingat situasi waktu itu kurang aman. Pertama dia menikah dengan seorang pemuda bernama Nandung, punya anak satu bernama Etty Sumartini dan mempunyai cucu 12 (dua belas), tinggal di Jakarta. Abah Aleh mengharapkan ia menjadi seorang istri yang mandiri, sehingga Abah Aleh mengijinkannya untuk melanjutkan sekolah. Setelah tamat dari Zending School diteruskan ke Darul Mualim 6 tahun, sekitar tahun 1946 keluar dari sana sempat menjadi Guru Agama di bawah pimpinan Ajengan Toha dan Rachmat Sulaeman, mengajar di Madrasah Al Balah dan di Madrasatul Choeriah di Gg Affandi Braga Bandung. Tidak lama setelah itu suami tercinta meninggal dunia. Lalu menikah dengan Lurah Cimahi, tidak lama meninggal dunia juga. Kemudian menikah lagi dengan seorang pejuang kemerdekaan bernama Bunjali, kebetulan ia seorang tokoh silat sehingga Abah Aleh sangat senang kepadanya, mungkin karena nasib, tidak lama setelah itu Bunjali ditangkap oleh Belanda ketika sedang pengajian (mengajar membaca Al Qur’an). Ibu Enny sempat mencari sang suami mudah-mudahan bisa bertemu lagi, lalu ikut menggabungkan diri sebagai wanita pejuang dengan pasukan pangeran papak di Wanaraja Garut, di bawah pimpinan Mayor Kosasih. Nama Sekarningrat juga diberi oleh Laskar Pangeran Papak. Berkat kesabaran dan ketabahan hati, akhirnya ia bertemu juga dengan suami tercinta, sehingga waktu itu bisa bersama-sama berjuang mempertahankan kemerdekaan. Tidak lama setelah itu masing-masing mendapat tugas, ia ditugaskan ke Ciniru dan suaminya ditugaskan ke Cipakem Kuningan "Ternyata setelah kembali dari tugas, suami saya meninggal dunia saat berjuang. Hati saya begitu sedih, mungkin sudah nasib dan saya menyadari bahwa ini merupakan takdir Allah SWT," tuturnya.

Pada tahun 1947, ibu Enny bergabung dengan pasukan yang dipimpin oleh Letkol Abimanyu dan Mayor U. Rukman sampai hijrah ke Yogya dan di sana bertemu dengan seorang perwira TNI bernama Tabrani, ketika itu ia masih berpangkat kapten, lalu kembali ke Jawa Barat dan berhenti sebagai pejuang, dan akhirnya kembali ke masyarakat. Tahun 1950, pengembaraan di hutan belantara berakhir dengan turunnya para pengungsi ke kota Bandung, yang sebelumnya berjuang memakai senjata, namun sekarang perjuangan itu dilakukan dalam bentuk lain. Kemudian saya menikah dengan Kapten Tabrani dan mempunyai anak laki-laki bernama Djadja Widjayakusumah. Waktu itu pimpinan Panglipur oleh Abah Aleh dipercayakan kepada kakak ibu Enny, Letnan AURI Udi. Lalu untuk mengenang masa perjuangan, ia mencoba membuat drama pencak silat yang menceritakan perjuangannya dengan suami dari mulai awal pertemuan sampai selesai. Penulisan naskah, skenario, dan sutradara diatur oleh ibu Enny. "Waktu sedang latihan, saya berusaha untuk tegar dan kuat tetapi ternyata dalam pelaksanaannya saya tidak kuasa menahan rasa sedih dan merasa tidak kuat sampai saya jatuh pingsan," tuturnya.

Kira-kira tahun lima puluhan, Letnan AURI Udi yang dipercaya oleh Abah Aleh untuk mengurus perguruan pencak silat Panglipur, meninggal dunia. Kemudian Abah Aleh memanggilnya dan berkata, "Eneng, sabada Kang Udi pupus, taya deui nu katoong ku Abah pikeun neruskeun jadi sesepuh paguron teh iwal ti Eneng," saurna lemah lembut. ("Neng, setelah Kak Udi meninggal dunia, tidak ada lagi yang terlihat oleh Abah yang mampu meneruskan menjadi pemimpin perguruan pencak silat panglipur, hanya Enny," katanya serius). "Ketika mendengar ucapan seperti itu, hati saya merasa kaget bercampur bingung," tuturnya, "karena saya merasa belum mendalami sungguh-sungguh tentang masalah pencak silat, dan putra-putri Abah Aleh itu ada empat orang termasuk saya, Kak Udi, Kak Eyon, dan Kak Dati. Saya tidak mengerti mengapa Abah Aleh memilih saya untuk menggantikannya. Setelah berpikir panjang timbul perasaan dalam hati saya, mungkin Abah Aleh merasa yakin bahwa saya mempunyai kemampuan untuk menjalankannya,

sehingga saya tidak bisa menolaknya," tuturnya tegas. Ternyata ibu berparas cantik ini dulunya tergolong anak yang taat dan patuh kepada orang tua, rasa hormat kepada kedua orang tua sudah tertanam sejak ia masih kecil, jangankan menolak keinginan orang tua, dimarahi dengan tidak merasa bersalahpun saya tidak berani membantahnya apalagi sampai melawan pada orang tua. Akhirnya tawaran itu dia terima dengan lapang dada.

Memimpin Panglipur
Pada tahun 1950, Abah Aleh secara resmi menyerahkan tapuk pimpinan Panglipur kepada Ibu Enny, sebagai pewaris yang diangggap mampu memimpin Panglipur, demi perkembangan dan kemajuan Panglipur di masa yang akan datang. Walaupun anggapannya masih mentah dalam masalah persilatan, namun Ibu Enny berusaha sekuat tenaga untuk memimpin panglipur bersama-sama dengan para tokoh Panglipur yang lain.

"Ketika memperhatikan Abah Aleh sedang melatih pencak silat, saya suka bertanya, kenapa jurus-jurus Panglipur suka diberi nomor, dan semuanya tidak dibeda-bedakan, alangkah baiknya setiap tingkatan dibeda-bedakan," katanya memberi pertanyaan pada Abah Aleh.

"Untuk ciri khas Panglipur, supaya ada keseragaman," katanya sambil tersenyum. "Buktinya terasa oleh saya, ketika melatih 1600 pesilat untuk menyambut Konperensi Asia Afrika tahun 1955. Dengan gerakan yang sudah diseragamkan sehingga tidak sulit untuk melatihnya," tuturnya. Ibu Enny merasa kagum kepada Abah Aleh yang bisa menyeragamkan gerakan yang begitu rumit dan bermacam-macam.

Ada yang bertanya, "Apakah silat dari Abah Aleh dibarengi dengan ilmu tenaga dalam? Saya menjawab tidak, karena memang saya tidak belajar ilmu tenaga dalam, paling juga saya suka tirakat. Saya pernah mengalami dikurung di dalam kamar oleh Abah Aleh selama tiga hari tiga malam, selama di dalam kamar itu hanya disediakan sepiring kentang rebus dan segelas air putih. Oleh karena itu, tidak heran apabila saya makan hanya dua hari sekali atau tiga hari sekali."

"Pernah ada kejadian aneh waktu saya berumur 40 tahun tiba-tiba gigi saya merasa linu dan seolah-olah terasa menjadi panjang, kemudian diperiksa ke dokter katanya tidak ada penyakit. Malam jum’at ternyata gigi saya rontok semua sehingga sampai sekarang gigi saya menjadi ompong. Saya tidak mempunyai pikiran yang bukan-bukan, atau mempunyai sangkaan negatip terhadap orang lain, mungkin gigi saya rontok itu disebabkan oleh penyakit," katanya.

Sejak berdirinya PPSI di Jawa Barat pada tahun 1957, di bawah pimpinan Pangdam Siliwangi, Jendral Kosasih, Ibu Enny berusaha sekuat tenaga mengembangkan seni beladiri pencak silat. Namun dalam pelaksanaannya tidak semudah apa yang kita bayangkan, sebab waktu itu bantuan dari pemerintah maupun dari masyarakat belum bisa diandalkan. Apalagi yang namanya pencak silat, setiap orang banyak yang ingin memiliki kepandaian ini, tapi sedikit sekali yang mau mengeluarkan uang atau dana untuk itu. Walaupun demikian, Rd. Enny Rukmini Sekarningrat dan kawan-kawan seperguruan seperti Rd. H. Adang Mohammad Moesa (alm), Harun (alm), Tarmedi (alm), Kol. H. MSTA. Jhonny (alm), M. Umbit (alm), Bakri, Udi, dan yang lainnya berjuang untuk melestarikan seni beladiri pencak silat, khususnya Panglipur sebagai warisan Abah Aleh yang sebelumnya telah berjuang tanpa pamrih. Dan terbukti Panglipur telah diakui oleh pemerintah sebagai organisasi yang terdaftar sebagai anggota PPSI maupun IPSI.

Di kota Bandung saja waktu itu sudah ada lima cabang panglipur, antara lain cabang Bandung Barat diketuai oleh H. Basuni (alm), Pagarsih diketuai oleh Abah Bakri (alm), Ciwidey diketuai oleh Lurah Prawira (alm), Babakan Jati diketuai oleh H. Basuki (alm), Lembang diketuai oleh Aki Tarmedi (alm), dan Buah Batu diketuai oleh Bah Soma (alm), Kopo diketuai oleh Bah Omi, Oyi, dan Bah Udi, serta banyak lagi tokoh-tokoh yang lainnya. Cabang-cabang Panglipur di luar Bandung, antara lain Majalengka, Talaga, Kuningan, Garut, Cianjur. Semua cabang-cabang tersebut harus berada dalam pengawasan Panglipur Pusat yang dipimpin olehnya. Sampai detik ini Panglipur terus berkembang dengan pesat, baik di dalam maupun di luar negeri.

Di samping sebagai seorang pimpinan Panglipur, ternyata Rd. Enny Rukmini Sekarningrat, temasuk juga sebagai seorang guru silat atau pelatih yang aktif, ia pernah melatih anggota tentara Rindam VI Siliwangi, Kompi Protokol Pimpinan Kapten. H. MSTA. Jhonny (alm, terakhir berpangkat Kolonel), melatih anggota tentara BDI II Siliwangi Pangalengan pimpinan Letkol. Suryamin, melatih pemuda-pemuda putus sekolah, pernah melatih di SMP, SMA, SPG dan Mahasiswa, serta siswa-siswa Dodiklat Polri dan anak-anak CPM di Cimahi, melatih orang-orang asing yang sengaja datang untuk berguru di Panglipur. Bahkan pernah mendirikan organisasi tukang becak yang diberi nama Himpunan Pengendara Becak Indonesia (HPBI), kemudian tukang Becak tersebut dikursuskan setir mobil sampai mereka, menjadi sopir Bemo di Cicendo Bandung.

Disela-sela latihan ia sering diberi wejangan oleh Abah Aleh, berupa amanat yang diberikan kepadanya antara lain, "Eneng, boh dina hirup, boh dina penca, teangan pikaresepeun batur, ulah neangan pikangewaeun batur," saurna. ("Neng, dalam kehidupan sehari-hari, maupun dalam penca, harus selalu mencari yang membuat orang senang (menyenangkan orang lain) bukan sebaliknya mencari sesuatu yang membuat orang tidak suka atau tidak disukai oleh orang lain," katanya). Sesuai dengan falsafah Panglipur yang merupakan singkatan dari:

1. Pek Aranjeun Neangan Guru Luhung Ilmuna, Poma Ulah Ria (Takabur).
Artinya dalam bahasa Indonesia : Silakan kalian mencari guru yang tinggi ilmunya, tetapi jangan sombong (takabur).

2. Pek Aranjeun Neangan Guru Luhung Ilmuna Pikeun Udageun Rasa.
Artinya dalam bahasa Indonesia : Silakan kalian mencari guru yang tinggi ilmunya untuk kejaran rasa.

Memimpin Tim Galih Pakuan Jawa Barat
Ada pengalaman yang menarik selama ibu Enny memimpin Panglipur, ketika membawa rombongan Panglipur ke Singapura pada tahun 1980, dengan H. Suhari Sapari (Ketua IPSI/PPSI) Jawa Barat. "Ketika mengadakan pementasan di Singapura, setelah sampai di lokasi baru teringat bahwa alat yang akan dipakai untuk peragaan tertinggal di penginapan, padahal waktu untuk pementasan tinggal beberapa menit lagi. Saat itu tiba-tiba saya teringat pada sobrah (sejenis rambut wanita yang panjang, digunakan untuk sanggul) yang dapat mengganti alat yang tertinggal tadi. Ternyata pementasan tersebut mampu memukau penonton dan mereka merasa puas, orang menyangka bahwa sobrah itu merupakan kreasi baru," katanya sambil tersenyum. Selanjutnya ia mengingatkan, "Oleh karena itu, peralatan atau senjata yang dipakai untuk pencak silat itu bukan hanya Golok, Gobang (Pedang), Trisula, Toya, Alu (halu), Tongkat, Limbuhan (sejenis senjata pendek) yang bisa dipakai dalam peragaan, sobrah pun bisa dipakai untuk demo. Jadi harus kreatif apabila kebetulan alat-alat tersebut ketinggalan atau hilang. Bahkan benang rafiapun bisa dipakai sebagai alat membela diri," tuturnya menambahkan.

Selanjutnya ia menyinggung tentang masalah kostum pencak silat, yang tidak lepas dari perhatiannya. "Pesilat umumnya mempergunakan pakaian warna hitam, tetapi untuk keperluan pentas tidak selalu harus hitam, warna lain pun bisa dipakai, disesuaikan dengan ibing yang akan ditampilkan, supaya anak-anak kelihatan cantik, indah, dan tidak memalukan. Kostum ini saya pakai ketika Panglipur ditunjuk sebagai anggota Galih Pakuan Jawa Barat oleh Gubernur H. Aang Kunaefi (alm) dari tahun 1978 sampai tahun 1985, antara lain ketika menyambut Konperensi Asia Afrika (1985), Parasamya Purna Karya Nugraha, dan sebagainya. Selama menjadi Tim Protokoler Jawa Barat (Galih Pakuan Jawa Barat), Panglipur telah puluhan kali mentas di Istana Bogor, bersama-sama dengan kesenian lain seperti Tari, Dogdog Lojor, Sisingaan, Buncis, Jaipongan, dan lain-lain di bawah pimpinan Enoh Atmadibrata, Nugraha, Indrawati Lukman, Yeti Mamat, Irawati Durban, Gugum Gumbira, Tati Saleh, dan seniman sunda yang lainnya," tutur tokoh yang pandai merias pengantin ini, "Bahkan saya pernah mencoba menampilkan ibing pencak silat dengan pakaian kebaya ternyata berhasil dan dapat diterima oleh masyarakat pencak silat sebagai pementasan yang baik dan indah, tanpa mengurangai nilai-nilai dan kaidah seni beladiri pencak silat yang sebenarnya. Maksudnya yaitu dalam keadaan apapun, seorang pesilat tidak harus selalu memakai seragam silat, khususnya bagi seorang perempuan memakai pakaian kebayapun bisa membela diri dan menampilkan gerakan silat dengan baik," tandasnya.

Ibu yang satu ini ternyata tergolong ketat dalam menerapkan disiplin di Panglipur, misalnya antara anak laki-laki dan anak perempuan di perguruan harus seperti kakak dan adik, saling melindungi, saling menyayangi, dan saling membantu apabila masing-masing mempunyai kesulitan. "Saya tidak memberikan ijin ada hubungan lebih dari saudara seperguruan, apalagi sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Saya memperbolehkan murid perempuan menikah dengan dengan murid laki-laki seperguruan asal benar-benar bisa membangun rumah tangga dengan baik dan benar-benar sesuai dengan ajaran Agama Islam. Alhamdulillah, peraturan ini sampai sekarang belum ada yang melanggarnya, apalagi sampai menimbulkan retaknya hubungan kekeluargaan di Panglipur," tuturnya serius.

Tahun 1997, Rd. Enny Rukmini Sekarningrat dan Rd. H. Adang Mohammad Moesa ditunjuk oleh PB IPSI berangkat ke Malaysia sebagai tokoh dan pakar pencak silat Jawa Barat, selanjutnya berangkat lagi dengan E. Kusnadi ke Trengganu, Malaysia sebagai peninjau pada Kejuaraan Pencak Silat Nusantara.

Sebagai tokoh dan pakar pencak silat, sikap pergaulannya yang luwes ternyata mampu membawa Panglipur menembus pergaulan pencak silat secara Internasional sehingga dikenal di kalangan pakar-pakar pencak silat mancanegara. Selain itu, ia telah berhasil membawa Panglipur sebagai perguruan pencak silat yang mampu mempertahankan keasliannya.

Selama 91 tahun (1909-2001) Panglipur telah dipelajari oleh pecinta pencak silat dari dalam maupun luar negeri, seperti Asia, Eropa, dan Amerika. Dari waktu ke waktu Panglipur tetap eksis, prestasi dan dedikasi Panglipur tak pernah absen dalam mengikuti pagelaran-pagelaran atau kejuaraan-kejuaraan yang resmi yang diselenggarakan oleh Pengda IPSI maupun PB IPSI, baik di tingkat Nasional maupun Internasional/Dunia. Terakhir, ia mendapat undangan dari PB IPSI sebagai pakar pencak silat dalam Kejuaraan Dunia Pencak Silat X dari tanggal 14 sampai 20 Nopember 2000, di Jakarta. Panglipur Cabang Belanda tampil sebagai wakil dari Panglipur Indonesia.

"Alhamdulillah selama saya memimpin perguruan pencak silat Panglipur, rasanya murid-murid Panglipur belum pernah ada yang mengecewakan, bahkan cabang-cabang Panglipur terus bertambah dan berkembang sampai ke mancanegara, antara lain Belanda, Amerika, Austria, dan lain sebagainya," tuturnya bangga.

III. KEGIATAN DAN PRESTASI
Himpunan Pencak Silat Panglipur melalui pelatih dan anggotanya mulai tahun 1909 telah eksis dan mengabdikan diri untuk pelestarian dan pengembangan beladiri tradisional khususnya Pencak Silat. Pada saat ini HPS Panglipur memiliki sekretariat pusat di Bandung namun Padepokan Pusat-nya berada di daerah Garut. Cabang dan anggota Panglipur tersebar di berbagai kota di Jawa Barat juga di daerah Tangerang dan DKI Jakarta. Sedangkan cabang di luar negeri yang masih terus aktif hingga kini tersebar di berbagai kota di Belanda, Austria, dan Perancis. Melalui berbagai kegiatan dan aktifitasnya, prestasi anggota Panglipur meliputi:
1.    Pengisi acara kenegaraan di istana gubernur pada masa Gubernur Bapak Aang Kunaefi;
2.    Team atraksi lengkap keliling beberapa kota di Belanda selama sebulan pada tahun 1986;
3.    Team atraksi dan promosi ke Amerika Serikat;
4.    Perwakilan Indonesia untuk Festival Beladiri se Asia Tenggara di Singapore, pada tahun 1990;
5.    Dua Anggota Panglipur berhasil ikut team untuk mengikuti kejuaraan dunia di Hatjai Thailand pada tahun 1994 dan berhasil mendapatkan medali emas;
6.    Anggota cabang Panglipur Belanda berhasil mengikuti kejuaraan dunia Pecak Silat di Malaysia pada tahun 1997 dan berhasil memperoleh medali perak;
7.    Pelatih dan anggota Panglipur dipercaya oleh PERSILAT untuk menjadi duta negara sebagai team promosi pencak silat ke Korea, Perancis, Inggris, Belanda, Austria, Belgia, Yaman, dan Rusia mulai tahun 2003 hingga 2008.

PANGLIPUR

Monday, 25 November 2019

Jurus panglipur dian nurdini

wali tersembunyi

Kisah Wali Mastur Dan Ciri-Ciri Wali Mastur

Banyak Wali-wali Allah yang dimasyhurkan setelah wafatnya, di antaranya adalah Mbah Priok. Sebelumnya, Wali Allah itu tersembunyi (mastur), tetapi karena kehendak Allah jua akhirnya Beliau-beliau itu 'tampak ke permukaan'. Banyak tanda kewalian seseorang terbuka secara nyata setelah terlihat jasadnya utuh (tidak hancur) ketika dipindahkan.
Sebenarnya banyak Wali-wali Allah yang disatarkan (tidak masyhur) khususnya di Pulau Jawa ini.
Disebutkan Dalam Hadits 
 عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِنْ عِبَادِ اللهِ لَأُنَاسًا مَا هُمْ بِأَنْبِيَاءَ وَلَا شُهَدَاءَ يَغْبِطُهُمُ الْأَنْبِيَاءُ وَالشُّهَدَاءُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِمَكَانِهِمْ مِنَ اللهِ تَعَالَى قَالُوْا يَا رَسُوْلَ اللهِ تُخْبِرُنَا مَنْ هُمْ قَالَ هُمْ قَوْمٌ تَحَابُّوْا بِرُوْحِ اللهِ عَلَى غَيْرِ أَرْحَامٍ بَيْنَهُمْ وَلَا أَمْوَالٍ يَتَعَاطَوْنَهَا فَوَاللهِ إِنَّ وُجُوْهَهُمْ لَنُوْرٌ وَإِنَّهُمْ عَلَى نُوْرٍ لَا يَخَافُوْنَ إِذَا خَافَ النَّاسُ وَلَا يَحْزَنُوْنَ إِذَا حَزِنَ النَّاسُ وَقَرَأَ هٰذِهِ الْآيَةَ ( أَلَآ إِنَّ أَوْلِيَآءَ اللهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ )
Bahwa Umar bin Khatthab berkata, Nabi saw. bersabda: "Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah terdapat beberapa manusia yang bukan para Nabi dan bukan orang-orang yang mati syahid. Para Nabi dan orang-orang yang mati syahid merasa iri kepada mereka pada hari Kiamat karena kedudukan mereka di sisi Allah Ta'ala." Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah engkau akan menceritakan kepada kami siapakah mereka?” Beliau bersabda: "Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai dengan ruh dari Allah tanpa ada hubungan kekerabatan di antara mereka, dan tanpa adanya harta yang saling mereka berikan. Demi Allah, sesungguhnya wajah mereka adalah cahaya, dan sesungguhnya mereka berada di atas cahaya, tidak merasa takut ketika orang-orang merasa takut, dan tidak bersedih ketika orang-orang merasa bersedih." Dan beliau membaca ayat ini: "Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. Yunus : 62)." (HR. Abu Dawud)
يَآأَيُّهَا النَّاسُ اسْمَعُوْا وَاعْقِلُوْا وَاعْلَمُوْا أَنَّ لِلّٰهِ عَزَّ وَجَلَّ عِبَادًا لَيْسُوْا بِأَنْبِيَاءَ وَلَا شُهَدَاءَ يَغْبِطُهُمُ الْأَنْبِيَاءُ وَالشُّهَدَاءُ عَلَى مَجَالِسِهِمْ وَقُرْبِهِمْ مِنَ اللهِ فَجَاءَ رَجُلٌ مِنَ الْأَعْرَابِ مِنْ قَاصِيَةِ النَّاسِ وَأَلْوَى بِيَدِهِ إِلَى نَبِيِّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا نَبِيَّ اللهِ نَاسٌ مِنَ النَّاسِ لَيْسُوْا بِأَنْبِيَاءَ وَلَا شُهَدَاءَ يَغْبِطُهُمُ الْأَنْبِيَاءُ وَالشُّهَدَاءُ عَلَى مَجَالِسِهِمْ وَقُرْبِهِمْ مِنَ اللهِ انْعَتْهُمْ لَنَا يَعْنِيْ صِفْهُمْ لَنَا فَسُرَّ وَجْهُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِسُؤَالِ الْأَعْرَابِيِّ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هُمْ نَاسٌ مِنْ أَفْنَاءِ النَّاسِ وَنَوَازِعِ الْقَبَائِلِ لَمْ تَصِلْ بَيْنَهُمْ أَرْحَامٌ مُتَقَارِبَةٌ تَحَابُّوْا فِي اللهِ وَتَصَافَوْا يَضَعُ اللهُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنَابِرَ مِنْ نُوْرٍ فَيُجْلِسُهُمْ عَلَيْهَا فَيَجْعَلُ وُجُوْهَهُمْ نُوْرًا وَثِيَابَهُمْ نُوْرًا يَفْزَعُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا يَفْزَعُوْنَ وَهُمْ أَوْلِيَاءُ اللهِ الَّذِيْنَ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ
"Wahai sekalian manusia! Dengar, pahami dan ketahuilah bahwa Allah Azza wa Jalla memiliki hamba-hamba, mereka bukan para Nabi ataupun Syuhada’ (orang-orang yang mati syahid), akan tetapi para Nabi dan Syuhada’ merasa iri pada mereka karena tempat dan kedekatan mereka dengan Allah pada hari Kiamat". Kemudian, salah seorang Badui datang, dia berasal dari pedalaman jauh dan menyendiri, dia menunjuk tangannya ke arah Nabi saw. seraya berkata: “Wahai Nabi Allah! Sekelompok orang yang bukan para Nabi ataupun Syuhada’ tetapi para Nabi dan Syuhada’ merasa iri kepada mereka karena kedudukan dan kedekatan mereka dengan Allah, sebutkan ciri-ciri mereka untuk kami?” Wajah Rasulullah saw. bergembira karena pertanyaan orang Badui itu, lalu Rasulullah saw. bersabda: "Mereka adalah orang-orang yang berasal dari berbagai penjuru dan orang-orang asing, diantara mereka tidak dihubungkan oleh kekerabatan yang dekat, mereka saling mencintai karena Allah dan saling tulus ikhlas, Allah menempatkan untuk mereka mimbar-mimbar dari cahaya pada hari Kiamat, Allah mendudukan mereka diatasnya, Allah menjadikan wajah-wajah mereka bercahaya, pakaian-pakaian mereka bercahaya, orang-orang ketakutan pada hari Kiamat sementara mereka tidak ketakutan, mereka adalah para wali-wali Allah yang tidak takut dan tidak bersedih hati." (HR. Ahmad)
Pernahkah mendengar tentang wali Mastur Atau Wali yg tersembunyi...??....      
Banyak Wali-wali tersembunyi, yang banyak orang tidak tahu. Semuanya memiliki martabat (tingkatan) dan kekhususan. Sehingga banyak orang lebih mengetahui Wali yang masyhur daripada mengetahui Wali Khas yang derajatnya ditinggikan oleh Allah pada masanya dibanding lainnya. Bahkan seorang Sulthan Awliya masyhur, Syekh Quthbur Rabbani Abdul Qadir al-Jaelani Qaddasalahu Sirrahul 'Aziz, pada masa hidupnya tidak dikenal sebagai seorang Awliya. Baru setelah 25 tahun terbuka hijab (dinding penutup) akan kewaliannya.
Syekh Abdus Salam bin Masyisy Ra. adalah seorang Wali Mursyid yang tidak dikenal pada masanya. Tapi setelah ditemukan di atas bukit oleh muridnya, yakni Syekh Ali Abul Hasan asy-Syadzili (pendiri Thariqah Syadziliyyah), barulah terkuak keberadaan dan kebesaran Awliya-nya di tengah umat. Masyhur atau tidak, bukanlah tujuan bagi seorang Awliya. Semua terhitung dalam genggaman Kehendak dan takdir-Nya.
Maha besar Allah yg telah menyembunyikan para kekasihnya dibalik hijab keanggunan hingga mereka tenggelam dalam samudera keesaan.. lenyap dalam lautan tauhid..ketahuilah dulur.. mereka ada disekitar kita.. mereka tertutup dibalik hijab Allah.. mereka sama sekali tidak engkau duga sebagai seorang wali.. sitrul auroh.. wajib.. sitrul khusussiyyah.. aujab... menutup aurot itu wajib, maka menutup keistimewaan itu jauh lebih wajib.. kira-kira begitulah pegangan mereka.. namun bukan pula mereka sengaja menyembunyikan identitas mereka namun memang kehendak Allah menutupi kewalian mereka dimata umum.. selain itu awliya di maqom majdub ini dibalik hijab Allah.. dan tentunya hijab Allah itu suci, maka hanya boleh dipandang oleh yg suci pula. Dari itulah mengapa kita yg dipenuhi karat dosa tidak dapat tembus untuk dapat mengenali para awliya.. 
Sering kita dengar ungkapan "YANG MENGENAL WALI HANYA WALI"..Itu benar sebab pandangan seorang wali melewati sirrnya tidaklah terhalang apapun lagi..Maha besar Allah yg senantiasa memberi petunjuk kepada siapapun yg hendak ia berikan petunjuk termasuk untuk dapat mengenali walinya...dengan beberapa sumber guru dan pengamatan faham saya yg bebal ini.. dengan lancang berani mengkategorikan beberapa ciri yang tampak pada seorang AWLIYA yg mastur/tersembunyi, sebagai berikut ; 
1. Mereka seseorang yg low profile, dalam artian keberadaan mereka ditengah masyarakat tidaklah terlalu berpengaruh bahkan tidak sama sekali.. ketiadaan dan keberadaan mereka tdk begitu menjadi perhatian.. 
2.Tentunya  mereka seorang ahli ibadah yg benar" taat kepada syariat islam yg telah dibawa nabi Muhammad Saw.. 
3. Meskipun mereka seorang ahli ibadah, namun seorang awliya yg mastur biasanya tidak tampak kebaikannya begitu pula keburukannya, kemungkinan mereka hidup sebagaimana orang yg lain sebagai petani maupun pekerja bangunan.. 
4. Mereka seorang ahli dzikir.. meskipun dr yg dilihat mereka terlihat beraktivitas sebagaimana masyarakat pada umumnya, namun hati mereka tidak sekedippun berpisah kepada Allah di waktu jaga maupun tidur, dikala duduk maupun berdiri, dikala siang maupun malam. Mereka tenggelam dalam kemesraan bersama Tuhannya.. 
5. Adem hati ketika memandang ataupun dipandang oleh sorotan matanya, sebab seorang ahli dzikir sejati yg benar" telah disebut dalam istilah tassawwuf "Bertubuhkan Kalimah" akan terpancar jelas diwajahnya.. 
6. Adem hati sesaat duduk atau bercakap denganya, sebab seorang ahli dzikir akan menyebarkan energi positif (nurullah) ke sekelilingnya.. 
7. Saat melihat sosoknya atau mengingat namanya, atau bahkan terdengar disebut namanya, maka sejenak kitapun ingat kpd Nama Alloh. 
8. Wajah mereka terlihat sedikit kurus dan wajahnya yg terlihat agak pucat lantaran renggangnya rusuk-rusuk mereka dari kasur tempat tidur dan memperbanyak akan mereka puasa" sunah untuk melatih melawan hawa nafsu..
9. Begitu mengagung dan memuliakan Rasulullah sebagai wasithoh mereka washil kepada Alloh... 
10. Tidaklah lisan mereka mengeluarkan sepatah dua patah kata kecuali itu mengandung hikmah, walau memang ada sebagian kecil diantara wali majdub yg telah tenggelam sepenuhnya dalam kefanaan mengeluarkan perkataan yang tidak dimengerti... 
Sekiranya saja kita memiliki kejernihan hati dan atas petunjuk dari Allah, niscaya suatu saat kita diperkenankan bertemu mereka dan mengambil manfaat kepadanya.. sebab mereka para awliya adalah khalifah Allah dimuka bumi.. para pewaris sah Rasulullah yg namanya diharumkan oleh semua penduduk langit dan kehadiranya dirindukan pintu-pintu surga... 
Dalam Hadits Disebutkan ‎
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَالَ : مَنْ عَادَى لِيْ وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِيْ بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ، وَلاَ يَزَالُ عَبْدِيْ يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِيْ يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِيْ يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِيْ يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِيْ يَمْشِيْ بِهَا، وَلَئِنْ سَأَلَنِيْ لأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِيْ لأُعِيْذَنَّهُ
Dari Abu Hurairah ra., dia berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda : “Sesungguhya Allah Ta’ala berfirman : ‘Barangsiapa yang memusuhi Wali-Ku maka Aku telah mengumumkan perang dengannya. Tidak ada taqarrubnya seorang hamba kepada-Ku yang lebih aku cintai kecuali dengan beribadah dengan apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Dan hamba-Ku yang selalu mendekatkan diri kepada-Ku dengan nawafil (perkara-perkara sunnah) maka Aku akan mencintainya dan jika Aku telah mencintainya maka Aku adalah pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat, tangannya yang digunakannya untuk memukul dan kakinya yang digunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepada-Ku niscaya akan Aku berikan dan jika dia minta perlindungan dari-Ku niscaya akan Aku lindungi.’ ” (HR. Bukhari)
KISAH WALI TUKANG SAPU
Tiap pagi ia menyapu jalanan pasar. Usianya yang sudah cukup lanjut tidak menyurutkan niatnya untuk “mengabdi” kepada orang banyak dengan caranya sendiri; dengan menjadi juru bersih pasar. Tidak jarang para pedagang di sana meminta tolong kepada sang kakek untuk keperluan bisnisnya. Kakek ini seorang tukang sapu dan sekaligus tukang disuruh-suruh.
Suatu malam, pedagang A meminta bantuan si kakek untuk mengantar barang-barangnya ke suatu tempat. Pedagang A memberi tempo, barang itu mesti sudah sampai sebelum subuh. Sang kakek tak menolak. Di tempat lain, pedagang B meminta tolong hal yang sama. Ia juga memberi batas waktu, subuh hari barang itu harus sudah sampai di tempat. Si kakek mengiyakan. Dan celaka, ketika bertemu dengan pedagang C, kakek itu diminta lagi untuk mengerjakan perintah yang serupa. Juga ada deadline; subuh. Uniknya, lagi-lagi kakek itu menyanggupi.
Bagaimana bisa, pada saat yang bersamaan, barang-barang berbeda harus diantar ke tempat yang saling berjauhan?
Pagi hari, semua barang sudah terkirim ke tujuan. Entah bagaimana mulanya, ketiga pedagang A, B dan C terlibat dalam obrolan. Sampailah ketiganya pada pembicaraan tentang pengiriman barang subuh tadi. Tiba-tiba mereka terhenyak, sebab ketiganya sama-sama meminta bantuan kepada orang yang satu. Bagaimana bisa, barang-barang mereka terkirim pada saat yang bersamaan oleh orang yang sama; si kakek tukang sapu?
Sejak pagi itulah, “pergunjingan” perihal karamah kakek tukang sapu merebak. Manusia yang rendah hati itu tentu bukan orang biasa. Dia tentu kekasih (wali)-nya Allah.
Esoknya, setelah sepanjang hari kemarin para pedagang di pasar sibuk membicarakan karamahnya, si kakek malah tidak muncul. Usut punya usut, ia dikabarkan meninggal dunia. Konon, setelah semua orang tahu akan rahasianya, si kakek bermunajat kepada Allah. Ia berucap, kira-kira, “Ya Allah, karena rahasia-Mu ini sudah tersibak, maka kembalikanlah aku ke sisi-Mu”. Dan permintaannya dikabulkan.


WALI MASTUR
Fragmen cerita di atas mengingatkan kita pada pendapat Sayidina Umar ibn al-Khattab. Menurut beliau, keberadaan para kekasih Allah (waliyullah), akan senantiasa disamarkan (mastur) oleh-Nya. Kita tidak pernah tahu, siapa-siapa saja yang diangkat menjadi kekasih oleh-Nya, seperti kakek tadi, atau malah justru para pengemis, atau orang yang kita nilai gila di jalanan, atau bahkan orang terdekat kita sendiri, atau justru orang yang sedang berada di hadapan Anda sekarang ini (ketika membaca tulisan ini). Allahu a’lam. Pendapat ini diamini oleh banyak ulama, meski beberapa yang lain tidak menyepakatinya (sebab beberapa banyak wali ada yang justru amat jelas terlihat).
Dalam kaitan dengan kekasih-kekasih-Nya yang mastur itu, pelajaran yang kita petik adalah supaya kita tidak gegabah dalam menilai orang, apalagi sembrono menista dan atau mencemooh orang lain. jangan-jangan, orang yang kita nista itu adalah justru kekasih-Nya?
Yang menjadi soal adalah suatu saat Allah berfirman, sebagai Hadits Qudsi; “Barang siapa melukai kekasih-Ku, maka Aku akan balik memusuhinya”. Diceritakan bahwa dulu, ketika Syaikh Abdul Qadir Jailani masih hidup, orang yang menyebut nama beliau tanpa berwudhu, langsung terputus kepalanya. Ini karena, seperti Firman Allah kepada beliau, “Abdul Qadir, engkau mengagungkan Asma-Ku, maka aku pun memuliakan namamu”. Al-hasil, apakah kita memang berniat menjadi musuh-Nya?
Kehidupan "Nyeleneh" Samud
Bagi masyarakat yang berdekatan dengan pasar Kaliwungu, Mangkang, Jrakah,  Karangayu sampai pasar Bulu pada era tahun 70-an, mungkin tak asing dengan sosok  ”Samud”.  Sepintas pria bertubuh tambun dengan ciri bertelanjang dada, Sarung agak tinggi dengan gulungan besar diperut, baju disampirkan di pundak, berpeci ke belakang hingga terlihat rambut depannya, dan satu tangan terlihat menggerak-gerakkan jarinya seolah melakukan wirid. 
Sepintas, warga di era tahun tersebut hanya melihat bahwa Samud hanyalah sosok yang kurang normal/gendeng. Bahkan ketika penulis menanyakan hal tersebut pada orang tua, teman (saat itu penulis masih kecil) dan handai taulan, banyak yang mengatakan kalau Samud “kabotan ngelmu” (tidak kuat melakukan laku tirakat). Pekerjaan Samud secara kasat mata adalah seperti “peminta-minta” di pasar. Ada yang memberi uang, jajan maupun makanan. Tidak hanya dipasar, di kendaraan umum pun Samud juga sering meminta.
Namun ada hal aneh yang terlihat saat itu pada diri Samud, dia begitu ikhlas dan hidup sederhana. Yang tak kalah aneh saat itu, hampir semua bakul yang dimintai oleh Samud, mereka akan memberikan dengan ikhlas dan senang hati, bahkan ada perasaan untuk beramal dengan memberi sesuatu pada Samud agar rizki mereka ditambah oleh Allah lewat dagangan mereka yang laris.
Penulis masih ingat ketika kernet angkutan menawarkan kepada Samud yang saat itu berdiri di depan warung makan orang tua penulis untuk ikut menuju pasar Karangayu dengan setengah memaksa secara gratis. Hal itu penulis tanyakan pada teman, kenapa Samud menjadi rebutan kernet untuk ikut angkutannya, jawaban sang teman sangat sederhana. Kernet akan mendapat untung, karena para penumpang akan memberi recehan kepada Samud, dan uang pemberian tersebut seluruhnya akan diberikan pada kernet ( saling menguntungkan bukan?)
Ada ciri khas lagi yang ada pada Samud, yaitu kantong kecil dari kain gandum, isinya uang recehan yang banyak sekali layaknya jaman kerajaan.
Siapakah Samud ini?
Sudah ada 3 kelompok yang menanyakan langsung soal Samud pada penulis, kebetulan penulis sempat menangi hidup dijamannya. Di mata penulis yang saat itu masih kanak-kanak, Samud terlihat sepintas seperti orang gendeng yang hidup menggelandang dari pasar ke pasar, tapi bagi sebagian orang (khususnya yang menanyakan tentang Samud pada penulis), mereka mengabarkan bahwa Samud adalah seorang Wali yang menyembunyikan kewaliannya. terlepas dari semua pendapat di atas, penulis melihat bahwa kehidupan Samud adalah kehidupan yang ikhlas yang hidupnya dipenuhi dengan dzikir disetiap aktifitas dan rutinitas menggelandangnya. Satu hal lagi, keberadaan Samud sangat dinantikan oleh para bakul pasar dan para kernet.
Makam Samud
Ada pendapat bahwa makam Samud berada di makam Bergota, tepatnya dibelakang RS. Kariadi Semarang, yaitu di makam orang-orang yang tidak mempunyai keluarga. Namun menurut orang tua penulis (mbah Syamsudin/ modin Jrakah) yang kebetulan ikut ngurusi jasad Samud yang meninggal di pasar Jrakah, bahwa jasad Samud oleh pihak pamong desa kelurahan Jrakah diserahkan pada keluarganya yang ada di Kaliwungu, Kendal dan dimakamkan di makam desa setempat.
Samud, Wali Yang Tersembunyi
Terlepas siapa sebenarnya sosok Samud, apakah dia orang gendeng atau Wali yang menyembunyikan kewaliannya, hanya Allah  Yang Maha Tahu, sebagai manusia kita harus berhati-hati agar tidak mengkultuskan manusia secara berlebihan. Yang pasti keberadaan Samud saat itu, tidak pernah menyusahkan orang lain, bahkan lebih banyak diharapkan kedatangan dan keberadaannya khususnya disekitar wilayah Kaliwungu, Mangkang, Jrakah, Karangayu bahkan sampai pasar Bulu, itu semua masuk wilayah Kendal dan Semarang.
Kisah Wali Katum
Nama “Wali Katum” sudah tidak asing lagi bagi warga asli Kota Banjarmasin khususnya, dan masyarakat Kalimantan Selatan pada umumnya.
Nama beliau sebenarnya adalah Muhammad Ramli bin Anang Katutut, di masa kecil beliau bernama Artum Ali, beliau hidup apa adanya tanpa berusaha (bekerja), hari-hari beliau habiskan hanya untuk mengabdi kepada Allah SWT.
    
Apabila ada makanan beliau makan, tapi kalau tidak ada beliau akan puasa. Meskipun demikian beliau tidak pernah mengeluh, minta-minta dan menyusahkan orang lain.
  
Beliau selalu menutup diri dari orang lain dan suka menyendiri, sehingga tidak banyak aktivitas beliau yang terekspos. Karena itulah di masyarakat beliau lebih dikenal dengan sebutan “ Wali Katum”.
Kata Katum diambil dari bahasa Arabyang berarti sembunyi.
   ‎
Diceritakan, beliau kalau pergi selalu membawa Al-Qur’an apabila berhenti beliau akan membacanya, hingga akhir hayat beliau. Al-Qur’an tersebut tidak lagi persegi empat,  melainkan berbentuk lonjong karena sisi-sisinya sudah aus terkikis lantaran sering dibaca.
   
Menurut penuturan Gusti Sulaiman bin Gusti H. Hasan (‘Guru Tuha’ kawan dekat dari Tuan Guru Abdussamad Kampung Melayu Sungai Bilu, Banjarmasin, sewaktu selama 7 tahun menuntut ilmu di Mekah), bahwa :
Gusti H.Hasan adalah kakak dari Gusti Anang Katutut yang adalah ayah dari Muhammad Ramli (“Wali Katum”).
Dengan demikian maka, Gusti Sulaiman bin Gusti H. Hasan adalah memiliki hubungan keluarga sebagai sepupu sekali dengan” Wali Katum” atau Gusti Muhammad Ramli bin Gusti Anang Katutut.
  
Selanjutnya, menurut Gusti Sulaiman bin Gusti H. Hasan, yang kini berusia 95 tahun di Banyiur Dalam, Basirih Banjarmasin, ada beberapa keganjilan (khawariqul 'adat) dari “Wali Katum”, begitu pula dengan bapaknya Gusti Anang Katutut.
  
Diriwayatkan pernah suatu hari serombongan orang bermobil datang untuk mengundang dan menjemput Gusti Anang Katutut (ayah Wali Katum), namun beliau tidak mau naik mobil dan mempersilahkan tamu yang menjemputnya lebih dahulu pulang. Sedangkan beliau mengeluarkan sebuah sepeda butut yang tempat duduknya hanya dililitkan kain supaya bisa duduk di atas sepeda butut tersebut.
   
Namun Alangkah terkejutnya rombongan yang ingin mengundang beliau, ternyata ayah Wali Katum sudah tiba lebih dahulu dan sedang menyandarkan sepeda bututnya di depan rumah yang ingin mengundang tersebut, padahal sewaktu berangkat tadi rombongan yang mengundang lebih dahulu dan cepat karena menggunakan mobil.
  
Selanjutnya diriwayatkan pula oleh Gusti Sulaiman bin Gusti H. Hasan, bahwa tempo dahulu pada musim haji, seseorang jama’ah haji dari Hulu Sungai melihat seorang pria di mekah yang berjalan beriringan, namun sambil berinting-inting atau jalan berjingkat-jingkat tanpa terompah (maklum zaman dulu tidak ada sandal jepit). Lalu jama’ah haji tersebut bertanya pada pria yang berjingkat, apakah sedang kepanasan kaki berjalan di padang pasir, namun pria itu menjawab :” Tidak”. Kemudian ditanyakan siapa namanya dan tinggal dimana, Pria misterius itu menyebutkan namanya Muhammad Ramli dan alamatnya di Tebu Darat, Hulu Sungai Tengah.
     
Karena merasa kasihan oleh jama,ah haji itu ketika melewati pasar dibelikanlah “Sepasang Terompah”, namun setelah menerima terompah tersebut, pria berjingkat-jingkat tadi menghilang begitu saja.
     
Setelah selesai menunaikan ibadah haji dan pulang ke kampung halaman, Sang jama’ah haji tadi teringat dan ingin pergi menemui Muhammad Ramli, di Tebu Darat. Tapi menurut penduduk kampung Tebu Darat, bahwa tidak ada warganya yang naik haji tahun ini. Tapi kalau orang yang bernama Muhammad Ramli memang ada, tapi tidak pergi haji, namun hanya berkhalwat di gubuk persawahan.
Merasa penasaran sang jama’ah haji itu lalu minta bawakan ke Gubuk Muhammad Ramli tersebut. Dan ternyata memang beliau lah yang bertemu dengannya di Mekah, sedangkan “Sepasang Terompah” terlihat ada digantungkan di dinding rumah / Gubuk Muhammad Ramli.
     
Sejak saat itulah masyarakat baru mengetahui, bahwa Muhammad Ramli adalah seorang Wali Allah SWT, sehingga beliau diberi gelar “Wali Katum” atau wali yang tersembunyi.
Gusti Muhammad Ramli atau (“Wali Katum”) wafat tanggal 24 Juni 1982 M bertepatan dengan tanggal 29 Sya'ban 1402 H pada usia sekitar 70 tahun.
Makam “Wali Katum” terletak di desa Tabu Darat kecamatan Labuan Amas Selatan kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan.
Makam keramat “Wali Katum” juga menarik ,karena selalu mendapat kunjungan ziarah dari masyarakat Kalimantan Selatan dan juga wisatawan peziarah lainnya.
Wali Mastur Zaman Abah Guru Sekumpul
‎Ada Seorang Sayyid (Dzuriyah Nabi SAW), yang setiap hari duduk-duduk di tempat perjudian. Sampai suatu saat ajal datang menjemputnya, orang-orang kampung tidak ada yang tahu siapa dia sebenarnya. 
Di saat wafatnya, hanya Istri dan anaknya yang menghadapi jenazahnya, tidak ada satu tetangga pun datang. Tidak ada satu pun tetangga yang mau memandikan, mengkafani, menshalatkan jenazahnya.
Sang Istri menangis melihat keadaan suaminya, dia-pun berdo'a: 
"Yaa Allah.. Bagaimana dengan jenazah suamiku, Apakah aku buang ke sungai Mahakam ini atau aku biarkan sampai membusuk.. Engkau Yang Maha Luas Rahmat-Mu, berilah petunjuk..."
Tiba-tiba masuk seorang tampan tinggi rupawan mengucapkan salam.
"Assalamu'alaikum Yaa Syarifah..."
Tampak puluhan orang berjubah dan bersorban mengiringi dibelakangnya.
"Wa'alaikum salam Warohmatullah..."
Saat melihat Sang Guru, si Syarifah tersentak kaget bukan main, yang datang adalah Al Imam Al Quthubul Akwan As-Syeikh Muhammad Zaini Bin Abdul Ghani Sekumpul.
Syarifah bertanya, "Kapan Pian kesini Guru.. Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan sangatlah jauh, apalagi kami di daerah Hulu Mahakam Kembang Janggut ini."
Jawab Guru Sekumpul
"Allah Yang Memudahkan..."
Tiba-tiba dari luar banyak orang kampung datang, dan terperanjat seketika tahu yang datang Guru Sekumpul, maka mereka keheranan dan salah-satu dari mereka berkata, "Wahai Guru, ini adalah orang yang senang berjudi, tiap hari duduk-duduk di tempat perjudian..."
Guru Sekumpul tersenyum dan berkata, "Apakah kamu melihat beliau sendiri main judi, atau beliau cuma duduk-duduk saja disitu tanpa main judi?"
Sang penduduk terdiam, kata Abah Guru Sekumpul kemudian "beliau ini yang tiap hari kalian lihat di tempat perjudian adalah seorang Dzuriat Rasulullah SAW, beliau ini yang jadi Penyandang Bala di kampung sini, beliau ini yang setiap malam pada saat kalian tidur beliau bangun dan shalat tahajud mendo'a kan kalian, beliau juga yang rela setiap hari duduk di tempat perjudian berdzikir dan memohon ampun untuk para penjudi agar mereka sadar.., tapi kalian tidak tahu kalian cuma melihat dengan pandangan dzahir saja, beliau tidak terkenal dalam pandangan masyarakat bumi tapi sangat terkenal di langit"
Allahumma sholli 'alaa Sayyidina Muhammad.....
Jangan mudah su'udzon kepada orang lain.....terlebih kepada Dzuriat Rasul SAW.....

bani ridwan bin daim

 arif hartawan bin ridwan bin daim bin caryan