ADA ragam jenis diet yang begitu populer di kalangan masyarakat urban, mulai dari diet paleo, diet mayo, maupun diet Mediterania. Namun, sudahkah Anda pernah mendengar diet Buddha? Diet ini bisa mencerahkan para dieter di era modern.
Seorang penulis dan ilmuwan, Zen priest Dan Zigmond dan Tara Cottrell mengumpulkan ajaran Buddha dan mengaitkan tata cara diet modern dengan diet Buddha.
Tak perlu menjadi Buddha untuk mencobanya. Anda hanya membutuhkan beberapa hal, yakni jam, skala, pikiran terbuka, dan kemauan untuk menolak godaan di malam hari selama beberapa minggu.
Kunci diet Buddha adalah diet yang ketat. Biasanya diet ini dikenal sebagai puasa intermiten. Mengusung beberapa konsep sederhana, seperti berapa banyak Anda makan, berkonsentrasi saat makan, sehingga perlahan keinginan Anda bisa mengontrol konsumsi makanan setiap hari.
Sebuah penelitian menunjukkan, jam atau jendela makan dengan batasan waktu, merupakan metode aman dan efektif untuk menurunkan berat badan. Bisa dibilang, inilah cara efektif dan efisien untuk menjaga berat badan ideal Anda. Di samping itu, proses metabolisme membutuhkan waktu untuk istirahat sejenak.
Untuk memulai diet Buddha, Anda perlu membatasi jendela makan cukup 13 jam setiap hari selama dua minggu. Pada normalnya, manusia memiliki porsi jendela makan selama 15 jam setiap hari. Kemudian Anda bisa mengurangi jendela makan menjadi 12 jam, 11 jam, 10 jam, hingga 9 jam setiap hari.
Bagaimana cara mengatur jendela makan ini? Anda bisa memulainya saat sarapan pada pukul 09.00 dan menutupnya dengan makan malam (paling lambat) pukul 18.00. Selepasnya, Anda perlu mengontrol diri tidak makan sampai sarapan pada hari berikutnya.
Jendela makan 9 jam ini dipandang cukup ekstrim. Zigmond mengingatkan, para biksu Buddha cenderung makan hanya waktu fajar dan siang hari. Bahkan, stamina mereka tampak baik-baik saja. Tradisi ini telah ditetapkan sekira 2.500 tahun lalu dan masih dijalani para biksu hingga kini.
Bila Anda penasaran dengan metode diet Buddha ini, cobalah terapkan mulai sekarang selama dua minggu ke depan. Lihatlah perbedaan gaya hidup dan hasil yang Anda dapatkan setelah menjalani diet ini. Selamat mencoba! Demikian disadur dari laman Health, Rabu (28/12/2016).
bagus
ReplyDeleteok
ReplyDelete