Monday, 10 February 2020

sejarah desa pakijangan

ASAL USUL DESA PAKIJANGAN

Mbah Daim berguru ke mbah rubi kelampok - brebes


Menurut penuturan atau kisah dari Bapak saya yang bernama H.M,Ridwan... sebelum Mbah Daim menjadi lurah sering berguru dengan mbah rubi di kelampok.
Mbah daim menjadi murid yang tawadu ke pada gurunya Mbah rubi

begitu juga saya berguru pada KH Jauhari zaeni , Nurul amal . beliau adalah guru yang mursyid..memberi makan orang ribuan  tapi hatinya iklas, banyak bersyukur dan sabar



mbah daim pakijangan

Fenomena Kentongan



Pakijangan dulunya alas belukar yang dihuni binatang Kijang, kemudian ada seorang perempuan dari Banyumas yang bernama Nini Jasmani. Pada tahun 1735, membawa kerbau 95 ekor. Konon cerita suaminya Nini Jasmani mampir di desa Sidakaton (Tegal) dan Nini Jasmani membangun balongan untuk persediaan minum kerbau, terus Nini Jasmani membabat (membuka) alas belukar setiap hari. Di kemudian hari Jasman dari Sidakaton mencari istrinya bertanya kepada seorang yang sedang sholat malam, ditanya namanya Rubi. Daan Ia memberitahu bahwa disebalah barat ada alas.Jasman pun melihat ada kerbau kemudian Jasman bertemu dengan Nini Jasmani saling berpelukan sambil menangis. Kemudian Nini Jasmani dan Jasman berunding (Gendu-gendu rasa).Nini Jasmani pun melarang suaminya pergi ke Sidakaton karena sudah bertemu dengannya.

Nini Jasmani bersama suaminya menjalankan serekat Islam dalam menggembala kerbau, supaya kerbaunya tidak kemana-nama. Tapi disaat itu kerbaunya menurut perintahnya Nini Jasman. Nini Jasmani menggembala kerbau sambil memancing di tambak buatannya sendiri, kalau dapat ikan dibuang lagi ke tambak namun sebelum dibuang Nini Jasmani berkata kepada ikan bahwa ikan tersebut di buang supaya anaknya banyak dan saat itu Nini Jasmani sedang puasa dan menjalankan ilmu kesabaran arti dari memancing itu melatih kesabaran. Tahun demi tahun Nini Jasmani mengandung (mengadut), beberapa bulan Nini Jasmani melahirkan seorang bayi laki-laki yang bernama Kamsi.

Sudah menginjak dewasa, Kamsi diberi tahu sama orang tuanya. Nak Kasmi, aku amanatkan (Orang tua) bahwa dulunya alas belukar sekarang sudah menjadi bagus. Tolong kamu bercocok tanam. Dulunya memakai kaki kerbau (kerbaunya di giring bolak-balik) sudah menjadi lumpur terus ditanam padi, sudah itu panen nama padi (tomat).

Orang tua bersama anak bermusyawarah (berunding), bahwa yang dulunya alas belukar karena sudah bagus karena waktu datang di alas belukar tersebut banyak tepok kijang, dinamakan desa Pekijangan, karena apa segala-galanya sudah makmur. Waktu itu belum ada kepala desa terus perkembangannya keluarga Nini Jasmani. Jadi dulu pertama kali ada kepala desa itu cucuknya Nini Jasmani yang bernama Rakitem, semenjak kepala desa mbah Rakitem membuat kentongan pada hari Jum’at kliwon, karena waktu dulu tak ada alat komunikasi (pengeras suara) kerena kentongan tersebut untuk alat komunikasi kepada masyarakat barang kali ada kejadian seperti : Pencuri, pembunuhan, kebakaran. Kentongan tersebut untuk alat komunikasi :
Pertama : dibunyikan kalau ada raja pati di bunyikan 2 x (tung, tung)
Kedua : Kalau ada garong di bunyikan dana muluk 3 x (tung, tung, tung)
Ketiga : Untuk masyarakat membayar upeti (PBB) dibunyikan di rumahnya pak lurah (KADES) , waktu itu kentongan di tabuh masyarakat berduyun-duyun membayar pajak (upeti)
Sampai sekarang kentongan tersebut masih ada (utuh) di rumahnya kepala desa.

4 comments:

bani ridwan bin daim

 arif hartawan bin ridwan bin daim bin caryan